Jumat, 12 Oktober 2007

Sanirata Purba

KARAKTER MANUSIA
TUGAS MAKALAH
Dosen : Pdt. Petrus Ambarita
Oleh : Sanirata Purba
STT Tiberias – Kepemimpinan Kristen
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Manusia Sebelum Jatuh dalam Dosa
Manusia dalam rupa dan gambar Allah
MAnusia tanpa dosa dan fana
MAnusia jatuh dalam dosa
Penyebab manusia jatuh dalam dosa
KArakter manusia yang jatuh dalam dosa
Kesimpulan
Daftar Pustaka
KARAKTER MANUSIA
PENDAHULUAN
Sebuah pengertian apologetika alkitabiah terletak pada pandangan yang tepat akan kebenaran mengenai karakter manusia. “Kenalilah dirimu sendiri” telah merupakan suatu semboyan yang popular di antara par pemikir sejak awal permulaan dari sejarah filsafat. Pengertian akan diri sendiri akan melengkapi kita dengan lebih baik untuk melaksanakan berbagai macam tugas kita di dalam dunia ini.
Alkitab melihat sejarah dunia dan manusia dalam tahapan: Penciptaan, Kejatuhan dan penebusan. Dunia diciptakan lalu jatuh dalam kutuk dosa, dan kemuliaan ditebus dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Sejajar dengan tiga macam perspektif ini kita akan mengamati karakteristik manusia.
MANUSIA SEBELUM JATUH DALAM DOSA
MAnusia dalam Rupa dan Gambar Allah
Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah merupakan suatu karakteristik yang mebedakan manusia dengan ciptaan yang lain (Kejadian 1 : 27). FRakta ini mempunyai banyak sekali implikasi yang dapat kita pelajari kita harus membatasi diri kita sendiri dalam hal ini dengan hal mempelajari sebagian dari keberartian manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Dari luar manusia seperti Allah dalam hal kemampuan dan karakteristiknya secara fisik. Dari dalam manusia dapat berpikir dan mengembangkan pemikirannya di mana dalam hal ini hanya manusia yang dapat melakukannya. Keunikan lain yang dimiliki manusia sebagai makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah adalah jiwa yang bersifat kekal (kejadian 2:7)
Lebih dari pada itu sebagai manusia yang seperti Penciptaannya, manusia telah dijadikan sebagai penguasa atas bumi ini. Sebagai wakil Allah dia menggali dan mengolah kekayaan ciptaan Allah untuk digunakan sebagai pelayanan bagi Allah (Kejadian 1 : 27-31)
Karakteristik ini berlaku dalam batas-batas tertentu bagai semua dalam dunia ini oolej karena manusaia sebelum kejatuhan ke dalam dosa merupakan manusia menurut gambar dan rupa Allah secara khusus. Sebelum berdosa manusia merupakan makhluk menurut gambar dan rupa Allah yang sempurna (Pengkhotbah 7 : 29) Sebelum kejatuhan ke dalam dosa, di taman Eden, Adam dan Hawa hidup secara harmonis dengan Allah. Mereka berjalan di hadapan Allah tanpa malu. Paulus menjelaskan tahapan (Kolose 3:10) bahwa apabila seorang diperbaharui menurut karakter Adam yang semuala, maka ia telah baru (Efesus 4:24)
Dari bagian Firman Tuhan ini dua bagian kualitas yantg penting dari manusia. Sebelum jatuh dalam dosa dapat kita lihat:
Mempunyai pengetahuan yang benar (Kolose 3:10) dengan kata lain. Adam dan Hawa tidak pernah melupakan perbedeaan penciptaan dan penciptaan dalam hubungan dengan pengetahuan mereka. Mereka bergantung pada penyataan Allah akan diriNya sendiri sebagai sumber dan kebenaran, menyamakan pemikiran dengan standar dari kebenaran yang dinyatakan oleh Allah, oleh karena itu Adam diberi tugas yang sukar yaitu untuk memelihara taman dan menamai semua binatang di bumi.
Pengetahuan manusia akan kebenaran dibarengi dengan karakter moralitasnya, di mana Adam memiliki pengetahuan yang benar dan suci. Adam mempelajari apa yang sepatutnya dan yang tidak sepatutnya dari Allah.
Oleh karena bersandar pada pengetahuan Allah, maka Adam dan Hawa sebelum jatu dalam dosa taat secara sempurna kepada semua perintah Allah dan hidup secara damai dengan Allah.
Manusia tanpa Dosa dan Fana
Meskipun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang sempurna sebelum kejatuhan, namun manusia adalah manusia yang fana dan terbatas. Allah adalah Allah yang maha kuasa (1 Raja 8:27, Yes 66:1) tetapi manusia terbatas oleh fisknya dalam keberadaan yang terbatas. Allah adalah Allah yang maha kuasa ( MAzmur 115:63). Tidak ada yang dapat mengatasi atau melampaui kuasaNya. Oleh karena itu sebaik-baiknya teknologi mutakhir yang telah dicapai untuk menunjukkan kehebatan manusia tetap tidak dapat menandingi kemahakuasaan Allah.
Di hadapan Allah manusia tetap jauh lebih lemah dan terbatas.
Demikian juga halnya dengan keterbatasan pengetahuan manusia dibandingkan dengan pengetahuan Allah yang lengkap dan sempurna (Ayub 37:15, Mazmur 139:12, Amsal 15:3, Yer 23:23-24). Sebagaimana penulis Ibrani mengatakan (Ibrani 4:13) bahkan adam akan setuju dengan Yesaya yang mengatakan (Yes 35:29).
Tentu saja dibandingkan dengan pengetahuan Allah maka pikiran manusia hanyalah seumpana nafas (maz 94:11). Akibatnya manusia terbatas dalam pengertiannya oleh apa dinyatakan oleh Allah dan harus puas dengan pengetahuan yang tidak lengkap atau sempurna (Ul 29:29), keterbatasan pengetahuan manusia membawa kita kepada hal yang penting. Walaupun Adam tidak mengetahui segala sesuatu dia tetap memiliki pengetahuan yang benar (Kol 3:10). Pengetahuan manusia dibatasi oleh perspektifnya akan waktu dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hal-hal yang dia ketahui.
Pengetahuan Allah yang sempurna dalam segala sesuatu mengabsahkan pengetahuan manusia yang terbatas sepanjang manusia bergantung kepada Allah. Inkarnasi dari Juruselamat kita Tuhan Yesus Kristus merupakan suatu hal yang misteri. Kita mengakui bahwa Dia adalah Allah dan juga manusia. Kita dapat mengerti kesejatian dari ke-Tuhanan-Nya dan kesejatian dari kemanusiaanNya. Sampai pada taraf tertentu, tetapi apabila kita mencobai untuk menyelidiki lebih lanjut implikasi dari pengajaran ini, maka kita akan terbentur pada batas kemampuan kita untuk mengerti. Misalnya bagaiman Yesus bertambah dalam hikmatNya (Luk 2:52) apabila DIa adalah Allah yang maha tahu? Apakah kita dapat menjelaskan bagaimana Yesus yang adalah Allah yang mati di atas kayu salib? Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang lain dan semacamnya adalah di luar batas kemampuan untu mengerti. Sekalipun kita tidak dapat mengetahui konsep ini, namun kita dapat yakin bahwa Allah adalah 100% Allah dan juga 100% manusia, dan bahwa Dia bertambah dalam hikmat dan kemudian Ia mati.
Keyakinan ini bukan bergantung kepada ketidakmampuan kita untuk mengerti secara tuntas, melainkan kaena keyakinan kita terletak pada penyataan Allah. Semakin kita bertambah mengerti akan kebenaran Firman Tuhan terlihat fakta ketidakmampuan manusia untuk mengetahui secara tuntas dengan konsep-konsep kebenaran yang lain.
Dengan hal ini tidak banyak orang Kristen banyak meragukan pengajaran Alkitab.
Ada 2 alasan mengapa kita tidak boleh meragukan pengajaran Alkitab
harus membuat kita sadar akan keterbatasan diri kita (Roma 11:33)
Alkitab tidak seharusnya diragukan pada saat kita tidak dapat mencocokkan satu dengan yang lain.
Alkitab merupakan pemikiran Allah di mana bagiNya tidak ada satu hal pun yang bersifat misteri.
MANUSIA JATUH DALAM DOSA
Penyebab Manusia Jatuh dalam Dosa
Kejatuhan manusia ke dalam dosa di taman Eden bukan merupakan kejadian masa lalu yang terpisah dari masa kini dalam arti hanya mempunyai akibat yang sedikit bagi manusia yang hidup pada masa kini. Peristiwa kejatuhan telah membuat semua manusia berada di bawah keterikatan dosa.
Roma 5:12 sejak kelahiran semua manusia telah dicemarkan oleh dosa (max 51:5, Ef 2:3) Sebagaimana Adam dan Hawa yang telah menolak perbedaan antara pencipta dengan ciptaan, semua manusia pun telah menyangkal wahyu Allah baik melalui semua ciptaan maupun melalui wahtu khusus.
Paulus menjelaskan mengenai penolakan manusia akan wahyu melalui penciptaan Dallam Roma 1:18-32. Di mana Paulus menyatakan bahwa meskipun ciptaan dengan jelas menyatakan karakter Allah dan kehendakNya. Namun manusia yang tidak percaya telah menindas kebenaran dengan kelaliman (ayat 18), mereka menolak untuk mengakui Allah yang telah mewahyukan diriNYa melalui ciptaa. Sebab pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap (ayat 21). Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh (aya 22) Sebab mereka memilih untuk menyembah makhluk dengan melupakan penciptaannya yang harus dipuji selama-lamanya Amin (ayat 25). Oleh karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk (ayat 28) Manusia yang telah jatuh dalam dosa menolak untuk mengakui pernyataan Allah dalam semua aspek ciptaan.
Orang-orang tidak percaya juga tidak memberikan tempat yang sewajarnya pada wahyu khusus Allah. Tuhan Yesus menggambarkan bagaiman Israel menolak kebergantungannya pada wahtu khusus Allah dalam perumpamaan tentang penggarap –penggarap kebun anggur (Mat 21:33-44). Penggarapan-penggarapan kebun anggur memperoleh mata pencairan mereka dari kemurahan hati yang mempunyai tanah, tetapi mereka menolak untuk menghormati Dia. Sebagai akibatnya si pemilik tanah mengutus utusan-utusan khusus kepada si petani. Bahkan Ia telah mengutus AnakNya. Namun si petani membenci mereka dan membunuh mereka semua. Sama halnya dengan semua manusia yang sehasurnya tunduk kepada wahyu khusus Allah melalui Firman Tuhan, sebaliknya mereka telah menolaknya. Dosa telah mengcengkeram manusia sedemikian rupa hingga manusia tidak mampu lagi untuk menundukkan dirinya kepada FIrman Tuhan.
Roma 8:7 manusia dalam keberadaannya sebagai manusia berdosa tidak mampu untuk memahami wahyu Allah. 1 Kor 2:14, manusia tidak menundukkan diri kepada wahyu Allah. Manusia telah mengikuti keteladanan Adan dan Hawa yang mengira segala sesuatu harus diukur doleh garis pengukur dan kebodohan kedagingan mereka. Yer 8:9, kegagalan manusia menerima Firman Tuhan sebagai alat untuk mengenal Allah dan kehendaknya manusia dalam posisi yang sulit. Maz 97:4 penolakan Firman berarti menolak kebenaran dan secara prinsipil dan tidak mengetahui kebenaran (Amsal 1:7).
Karakter Manusia yang Jatuh dalam Dosa
Akibat dari dosa dalam kehidupan orang-orang yang tidak percaya sangat jelas dapat terlihat dari penolakan akan kebenaran yang diwahyukan melalui Firman Tuhan atau secara sembarangan menyalah tafsirkan dunia sekelilingnya. Namun tidak semua pemikiran dari pernyataan orang-orang tidak percaya dapat diartikan demikian. Bagaiman orang tidak percaya dapat berpikir dan mengekspresikan ide-ide yang benar? Orang-orang percaya dan orang-orang tidak percaya kedua-duanya menyatakan bahwa dua tambah dua adalah empat. Sangat sedikit, apabila ada orang yang menyangkali bahwa ada kata-kata yang tercetak bahwa ada beberapa peristiwa di Alkitab yang menyatakan bahwa orang-orang yang jatuh dalam dosa dapa memiliki kebanaran (mat 23:1, Kis 17:28)
Ada 2 aspek pengetahuan pada pengamatan pada koneksi penolakan manusia akan Allah:
Meskipun orang-orang tidak percaya menolak wahyu Allah mengenai diriNya mereka tidak dapat secara terus menerus dalam penolakan ini. Dasar dari ketidak konsistenan ini dalam taraf tertentu dari orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa ini adalah karena manusia berdosa tetap merupakan gambar Allah dan tetao memiliki banyak kemampuan-kemampuan yang sejak dari mulanya (Kej 9:6, Yak 3:9)
Analogi yang akan menolong kita untuk lebih mengerti perkataan Tuhan Yesus kepada orang Farisi yang sering berbeda antara perilaku dengan motivasi dari dalam hati (Amsal 15:8)
Dalam pengetahuan yang ada pada manusia jangan cepat puas dengan penampilan dari luar, tetapi kita harus berhati-hati akan apa yang terletak di balik ide-ide yang dipertunjukkan. Misalkan Saksi Yehova dengan jujur dapat mengatakan Yesus adalah Tuhan, kita setuju akan hal ini, tetapi Saksi Yehova menolak ke-Tuhanan dari Kristus dan berpendapat bahwa ke-Tuhanan dari Kristus merupakan keberadaanNya sebagai malaikat yang khusus.
Salah satu hal untuk menyelidiki suatu penyataan adalah dengan cara selalu menanyakan apa yang dimaksud dengan apa yang dikatakan telah jatuh dalam dosa yang menyatakan dunia ini bulat, apa yang dimaksud dengan dunia oleh mereka?
Apakah merupakan hasil ciptaan Allah yang dinyatakan oleh Firman Tuhan atau sebagai hasil dari proses evaluasi. Mereka dapat mengatakan bahwa kejujuran adalah baik dan pembunuhan adalah jahat. Namun maksud dari arti baik dan jahat? Apakah baik dan jahat adalah definisi oleh hokum Allah.
Pernyataan yang dibuat oleh orang yang tidak percaya dapat dikatakan bahwa komitmen kepada kemandirian manusia menyalahkan semua pernyataan orang. Tidak percaya kesadaran akan ketidak adaan harapan dan keterbatasan pemikiran orang-orang. Tidak percaya menjadikan petunjuk dan memberikan keyakinan kepada orang-orang percaya dalam mempertahankan imannya.
KESIMPULAN
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka (Kej 1:27). Secara Alkitabiah, kebenaran mengenal karakter manusia “kenalilah dirimu sendiri”
Alkitab melihat sejarah dunia ddn manusia memiliki tahapan yakni penciptaan, kejatuhan dan penebusan.
Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah merupakan suatu karakteristik yang membedakan manusia dengan ciptaan yang lain. Peristiwa kejatuhan manusia jatuh dalam dosa mengakibatkan manausia berada di bawah keterikatan dosa.
Analogi untuk menolong kita untuk mengerti perkataan Tuhan Yesus atertuju pada perbedaan antara perilaku manusia secara luar dengan motivasi manusia dari dalam hati.
Diharapkan melalui kebenaran yang mereka dapatkan secara permukaan, kebanran permukaan ini memimpin mereka kepada pengakuan akan Allah dan ketaatan pada DIa.
DAFTAR PUSTAKA
Richard L. Partt Jr, Menaklukkan segala pikiran kepada Kristus, penerbit Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang, 2003

Tidak ada komentar: