1. OTORITAS PERJANJIAN LAMA
1.1 Yesus dan Perjanjian Lama
Kristus sering mengutip Perjanjian Lama (“Kitab-kitab Suci”) sebagai dasar pengajaranNya. Hal ini tampak dalam pemakaian ungkapan “ada tertulis” oleh Yesus sebanyak tiga kali ketika Ia dicobai (Matius 4:1-11)
1.2 Paulus dan Perjanjian Lama
Dalam empat suratnya yang utama- Surat Roma, I dan II Korintus, Galatia – nampak jelas bahwa Paulus berpegang pada Perjanjian Lama. Ia mengutip Perjanjian Lama lebih dari sembilan puluh kali dan sebagian besar kutipan tersebut terdapat di dalam surat-surat itu.
1.3 Kesimpulan
Maksud masing-masing pengarangnya haruslah dipahami untuk menangkap arti yang ditempatkan dalam Perjanjian Lama oleh Pengarangnya yang utama, yaitu Roh Allah yang berfirman melalui seluruh Kita Suci serta membuat berotoritas bagi umat-Nya.
2. PENYATAAN DAN PENGILHAMAN
2.1 Pendekatan terhadap Alkitab dari dua arah. Pertama karena Alkitab merupakan hasil dari kebudayaan Timur Tengah Kuno, maka Alkitab dapat dipelajari bersama-sama dengan tulisan lain yang hampir sejenis, yang kurang lebih berasal dari masa yang sama. Pendekatan kedua mulai dengan apa yang Alkitab katakan tentang dirinya sendiri. Pendekatan ini tidak mengabaikan sejarah dan geografi Timur Tengah Kuno maupun agama-agama dan kebudayaannya, karena Alkitab sendiri tidak berbuat demikian.
2.2 Penyataan
a. Seringkali yang ditekankan ialah pengertian yang aktif : penyataan terdapat dalam komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan yang diberikan-Nya, firman yang diucapkanNya dan perbuatan yang dilakukanNya
b. Penyataan melalui peristiwa dan firman
Penyataan, baik melalui karya maupun firman Allah, memiliki tujuan tertentu, yaitu agar ada dampaknya bagi mereka yang menerimanya. Tujuan Allah yang berkesinambungan menurut Alkitab adalah penyelamatan, yaitu untuk menghapuskan akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa dan memulihkan manusia pada keadaannya semula, dan oleh karena itu penyataan Alkitab sering dikaitkan dengan penyelamatan.
c. Perlunya penyataan
Allah menyatakan diriNya, untuk “membuka” diri, berkomunikasi dengan cara yang dapat diamati.
d. Penyataan umum dan khusus
Penyataan umum menurut pandangan Alkitab, menyatakan diriNya dalam penciptaan dan terus menyatakan diriNya dalam pemeliharaan. Penyataan khusus kepada orang atau kelompok yang dipilih Allah untuk menerima penyataan tertentu mengenai diri atau kehendakNya.
e. Cara penyataan
Allah juga menyatakan diriNya melalui mimpi dan penglihatan serta berkomunikasi dengan kata-kata. Penyataan Allah yang paling sempurna diberikan dalam yesus Kristus, AnakNya yang menjadi manusia.
f. Penyataan bertahap
Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diriNya atau rencanaNya pada satu saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang semakin lengkap. Sepanjang Perjanjian Lama, tema PL ini semakin meluas dan lengkap dan akhirnya menjadi motif utama dalam nubuat-nubuat yang akan datang.
g. Rencana Keselamatan
Alkitab menyatakan kebenaran mengenai diriNya dan kehendakNya bukan dengan maksud memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan menyelesaikan rencanaNya yang terutama untuk mencapai keselamatan. Allah bermaksud memulihkan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa kepada hakikatnya yang semula pada saat diciptakan
2.3 Pengilhaman
Allah menerangkan peristiwa-peristiwa melalui penyataanNya kepada hamba-hambaNya, “orang-orang yang didorong oleh Roh Kudus” (2 Petrus 1:21). Ia mengilhami hamba-hambaNya agar mereka menuliskan kepada generasi yang akan datang. Pengilhaman dalam pandangan Alkitab adalah karya Roh Allah atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaa mereka menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan maupun tulisan. Penyataan adalah karya Allah yang membuat diriNya dan kehendakNya dikenal, sedangkan pengilhaman merupakan karya Allah untuk menjamin bahwa penyataan tersebut diteruskan dengan tepat kepada orang lain dan pada akhhirnya dituliskan dalam Alkitab. Pengilhaman adalah semata-mata pekerjaan Roh Allah dalam bentuk apa pun, pada tahap mana pun, melalui cara apapun dan sejauh mana pun diperlukan untuk mencapai tujuan penyataanNya, yakni untuk keselamatan. Unsur utama dalam pengilhaman adalah Roh Allah. Dalam proses pengilhaman, Roh Allah bekerja terhadap pikiran manusia sedemian rupa sehingga kepribadiannya tidak dikurangi atau diubah. Namun, Alkitab yang dihasilkan dari proses itu adalah Firman Allah. Menurut Alkitab sendiri, semua isinya ilhami oleh Allah. Roh Allah sedemikian rupa meresapi pikiran para penulis Alkitab sehingga mereka memilih kata-kata, ungkapan-ungkapan yang tepat dari perbendaharaan kata dan pengalaman mereka untuk menyampaikan pesan Allah dengan tepat.
3. KANON
Inti konsep kanon adalah : orang mendengar dan mentaati sebuah kitab serta merasa yakin bahwa Allah berbicara melalui kitab itu.
KANON YUNANI
TAURAT : kejadian, keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
SEJARAH : Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester
SASTRA : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung
NUBUAT : Yesaya- Maleakhi
KANON IBRANI
TAURAT : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
NABI-NABI : Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, 12 Nabi
KITAB-KITAB : Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah,Ester, Daniel, Ezra-Nehemia, Tawarikh
Kitab-kitab Deuterokanonika
Sifat kanonik tidak didasarkan pada bahasa, tetapi pada kesaksian bahwa persekutuan orang-orang percaya telah mendengar suara Allah dalam kitab-kitab kanonik. Untuk menentukan apakah suatu tulisan itu bersifat kanonik hanyalah pengilhaman saja, yakni jika tulisan itu diilhami (dinafaskan Allah), maka tulisan itu bersifat kanonik; jika tulisan itu tidak diilhami, maka tidak bersifat kanonik.
Bahasa Perjanjian Lama ialah bahasa Ibrani dan Aram, adalah anggota rumpun bahsa yang disebut bahasa “Semit”, suatu nama yang berasal dari nama Sem anak laki-laki Nuh.
Bahan yang digunakan dan cara-cara penulisan yang pertama adalah perkamen yang dibuat dari kulit yang disamak , ini bentuk baku di masa Perjanjian Lama. Papirus juga di gunakan di Mesir sebelum abad ke 20 sM. Pemakaian kodeks (buku-buku) sebagai ganti gulungan terjadi kira-kira sejak abad pertama sesudah Masehi. Yang mendorong pembakuan teks Ibrani adalah Rabi Akiba, seorang ahli Alkitab Ibrani yang sangat teliti, seorang penentang kristen yang gigih. Sistem pengucapan Alkitab Ibrani masa kini, berasal dari kaum Masora ini karena merekalah memelihara kelestarian pengucapan tradisional dengan menggunakan sistem tanda-tanda vokal.
Aturan yang umumnya diikuti sekarang adalah mengikuti teks Masora kecuali artinya sama sekali tidak jelas atau sangat banyak bukti yang mendukung ragam bacaan yang lain.
Ada banyak targum untuk Kitab-kitab dan targum-targum itu bervariasi. Kebanyakan lebih merupakan parafrase daripada terjemahan. Targum-targum ini usianya relatif muda (abad ke-7 M dan sesudahnya) sehingga kurang bermanfaat untuk penelitian Alkitab.
Septuaginta sangat penting dalam penelitian teks karena mewakili bentuk teks Ibrani sebelum adanya pembakuan pada abad-abad permulaan tarikh Masehi.
Buku :
- Pengantar Perjanjian Lama, oleh: Lasor
- Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, oleh: D.C. Mulder
- Alkitab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar