Jumat, 19 Oktober 2007

Daniel Livius

MEMAHAMI PERJANJIAN LAMA III

(John Drane)

Iman Perjanjian Lama

Persekutuan Pembaca Alkitab

Pasal 9, Allah yang hidup

Siapakah Allah? Bagi sebagian orang, Allah adalah semacam ‘kekuatan’ yang tidak kelihatan yang membuat segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa orang bahkan memikirkan Allah dalam pengertian ‘hukum alam’. Yang lain menghubungkannya Allah dengan berbagai benda dari dunia alam, seperti matahari atau bulan, pepohonan atau bebatuan. Ada 3 hal yang secara khusus membedakan kepercayaan PL tentang Allah dari pandangan-pandangan lain yang lazim di dunia Israel purba;

  1. Allah tidak kelihatan : setiap bangsa yang berelasi dengan Israel menggambarkan para dewa dan dewinya dalam bentuk berhala. Kepercayaan bahwa Allah tidak kelihatan tertanam secara teguh pada setiap aliran penulis PL. Berhala dilarang dalam hukum kedua dari sepuluh perintah Allah (Kel. 20:4-5; Ul. 5:8-9). Kitab Yesaya memuat salah satu kecaman yang paling canggih terhadap penyembahan berhala ketimbang yang ada dalam karya sastra manapun (Yes. 44:9-20)
  2. Allah bukan kekuatan alam : kebanyakan agama di timur dekat kuno merupakan alat untuk menjelaskan dan mengontrol dunia alam yang mempengaruhi kehidupan manusia. Allah berada di atas alam, bukan bagian dari alam. Pada kesempatan tertentu Allah dapat digambarkan dengan memakai gambaran yang didapat dari gejala alam seperti terang atau api (Mzm. 104:2; Yeh. 1:27-28). Allah tidak dapat diindentifikasikan dengan kekuatan-kekuatan dunia alam (Kel. 19:8; Ul. 4:32, 36).
  3. Allah bukan suatu abstraksi : PL tidak pernah berusaha mendefinisikan Allah. Ini tidak mengherankan karena bila Allah lebih besar daripada inteligensia manusia. PL tidak pernah menganalisis Allah dengan cara yang abstrak.
  4. Seperti apakah Allah? Kitab-kitab PL menggambarkan cara Allah yang berbeda-beda ketika Ia menyatakan diri kepada umat-Nya. Tema-tema fundamental untuk gambaran total Allah dalam PL;

1. Allah yang aktif, PL lebih menekankan kepada fakta-fakta sejarah. Berita-berita para nabi, dan kitab-kitab sejarah, menyatakan bahwa Allah akan ditemukan dalam berbagai peristiwa kehidupan nasional Israel. Allah memilih umat-Nya (Kej 12:3), kasih Allah (Ul 26:7-8), kuasa Allah (Ia yang bertemu Musa di semak belukar yang terbakar (Kel. 3:1-10), Ia mengirim tulah-tulah kepada orang Mesir (Kel. 7:14-11:9) Ia membelah laut Merah (Kel. 14:1-31), keadialan Allah (Yes. 6:1-5).

2. Allah yang berpribadian,beberapa kisah di PL yang sangat mencolok dan tidak diduga-duga menggambarkan Allah terlibat dalam diskusi dengan umat-Nya, bahkan sampai mengubah pikiran-Nya (Kej. 18:16-33; Am. 7:1-6).

Bagaimana Allah dikenal?

  1. Anugerah Allah, Allah ingin mengikatkan diri kepada seluruh umat manusia dan untuk mencapai tujuan itu, Ia memanggil Abraham (Kej. 12:1-3)
  2. Firman Allah, para nabi dengan teguh mempertahankan berita-beria, karena mereka yakin, bahwa apa yang mereka katakana adalah firman Tuhan. Nabi Musa mengumumkan kisah keluaran sementara bangsa itu masih di perbudakan (Ul. 34:10-12).

Pasal 10, Allah dan dunia

Menemukan Allah di alam semesta dan sejarah, beberapa pemakaian bahasa dan yang ditemukan dalam kisah penciptaan dalam kitab kejadian (Kej. 1:1-2:4) kelihatan memiliki hubungan kisah-kisah dengan Mesopotamia tentang bagaimana dunia ini dibuat. Kitab kejadian telah disusun jauh sebelum pembuangan di Babel karena perlambangan mereka dan asumsi yang dibuat tentang daerah pedesaan dan keadaan cukup jelas menunjukan kepada latar belakang Palestina (Kej. 2:4-25).

Hubungan yang rusak dan permulaan baru, akibat ketidaktaatan dan keegoisan manusia adalah ;

  • ketidakharmonisan dengan alam. Sikap yang saling melayani dan saling bergantung antara manusia dengan dunia alam diganti dengan permusuhan saling mencurigai (Kej. 3:14-21)
  • Keterasingan dari Allah. Bukannya bertemu dengan Allah dalam hubungan yang intim, manusia menghindari Dia (Kej. 3:8-10), dan akhirnya diusir dari taman itu (Kej. 3:22-24)
  • Masyarakat yang rusak. dengan hubungan yang rusak di antara manusia, alam dan Allah, bahkan saudara bisa menjadi musuh. Jadilah Kain membunuh Habel, adiknya (Kej. 4:1-16).

Pasal 11, Allah dan umat-Nya

Kepercayaan dan tingkah laku, kelihatannya hampir merupakan sifat umat manusia yang umum untuk mengekspresikan keyakinan terdalam mereka dalam bentuk-bentuk tingkah laku khusus yang biasanya kita sebut lembaga agama. Israel tidak terkecuali. Nabi Mikha menekankan bahwa ibadah sejati Allah adalah jauh berbeda dan jauh menuntut (Mik. 6:8)

Menemukan kehendak Allah melalui hikmat, Salomo berdoa memohon hikmat, ia meminta diberikan kemampuan untuk “paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat (1Raj. 3:9).

Menemukan kehendak Allah di dalam Taurat, seorang penulis puisi PL yang menulis, “Taurat-Mu adalah kegemaranku” (Mzm. 119:27), sepuluh perintah Allah (Kel. 20:1-17; Ul. 5:6-22).

Pasal 12, Beribadah kepada Allah

Beribadah kepada Allah yang kudus, di PL kebutuhan beribadah dikaitkan dengan fakta bahwa Allah itu kudus, yang menyatakan hal-hal yang spesifik mengenai Allah dan hubungan-Nya dengan umat manusia.

Allah yang tidak terbatas, para penulis puisi dan para nabi mengenal bahwa Allah berbeda dari manusia (Mzm. 139:6; Yes 40:13-14). Pengertian manusia mengenai karya Allah (Ay. 30:1-31)

Allah itu baik, karena manusia pada hakikatnya berlawanan dengan Allah, maka menerangkan Allah sebagai kudus berarti mengakui pula kegagalan manusia (Yes. 55:8).

Allah adalah kasih, bagi Yesaya, kesadaran yang menyakitkan atas kekudusan moral Allah sangat berkaitan dengan kebutuhan akan pengampunan (Yes. 6:5). Melalui tindakan simbolik ini Yesaya diberitahu “Kesalahanmu sudah dihapus dan dosamu sudah diampuni” (Yes. 6:7).

Tidak ada komentar: