Kamis, 27 September 2007

TEOLOGI KEPEMIMPINAN

OLEH:DEVINA HALIM
KAMPUS:STT-DUTA MERLIN

The more I read the Bible, the more evident it becomes that everything I have ever taught or written about effective leadership over the past 25 years, Jesus did to perfection. He is simply the greatest leadership role model of all time." Ken Blanchard(writer/publisher of the book “Lead like Jesus”)
Pendahuluan
Dalam artikel ini saya ingin memberikan suatu pandangan tentang bagaimana kita bisa menerapkan teologi kepemimpinan, saya memandang hal ini menarik untuk di bahas karena kita berada di zona pendidikan kepemimpinana saat ini.
Seperti kita ketahui, Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama, teologi adalah hak istemewa segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Dari banyak definisi tentang teologi, saya tertarik pemaparan dari definisi ini merupakan pendekatan yang paling umum dan paling bisa di terima.
Didalam kamus thesaurus arti memimpin yaitu mengepalai, mengimani, mengatur dan mengkoordinasi.
Kepemimpinan menurut Dr. Myles Munroe adalah suatu sikap yang dibutuhkan didalam perencanaan, pengaturan, pengambilan keputusan, pelaksanaan. Kepemimpinan merupakan hak istimewa yang di percayakan dan di berikan oleh para pengikut.
Kepemimpinan menurut Peter f. Drucker adalah kapasitas untuk mempengaruhi orang lain melalui inspirasi yang di motivasi oleh suatu hasrat, yang di bangkitkan oleh suatu visi, yang di hasilakan oleh suatu keyakinan, yang dinyatakan oleh suatu tujuan.
Kepemimpinan yang efektif tidak dipermasalahkan apakah kita ada di tempat kerja, lingkungan, gereja, ataupun di rumah. Kepemimpinan adalah suatu tindkan bukan panggilan. Segala sesuatu hal itu di mulai dari dalam diri kita sendiri. Sebelum kita mengharapkan untuk memimpin satu orang pun, terlebih dahulu kita harus mengetahui siapakah diri kita ini? Dan Setiap calon pemimpin harus menjawab 2 pertanyaan kritis, yaitu: 1. Ingin menjadi seperti siapkah Anda? 2.Ingin menjadi apakah Anda? Jawaban yang pertama ialah kita kaitkan hubungan kita dengan Kristus, dan yang kedua adalah tujuan dari hidup kita.
Menemukan kepemimpinan di dalam diri kita
Semua manusia mempunyai naluri dan kapasitas untuk memimpin, tetapi kebanyakan orang tidak mempunyai keberanian atau kemauan untuk mengembangkan nya. Yang memberikan perbedaan atas diri seorang pemimpin adalah pola pikir, sikap mental yang unik dan roh kepemimpinan.
a.)Pola pikir, seorang pemimpin berpikir beda tentang diri mereka sendiri, dan cenderung mempunyai penilaian diri dan menciptakan konsep diri yang kuat, positif dan pasti. Dan hal inilah yang membedakan dari pengikut. Pola pikir merupakan unsur penting untuk mampu menjadi seorang pemimpin karena akan menjadi apa kita adalah tergantung dari apa yang kita pikirkan, dan kita akan menjadi apa yang terus menerus kita pikirkan
Konsep diri, bagaimana cara seseorang bersikap adalah merupakan hasil dari konsep diri kita, gambaran tentang diri sendiri . Tuhan merancang kita menurut gambar dan RupaNya(Kej 1:26) dan demikianlah Tuhan ingin kita mempunyai konsep yang sangat baik tentang diri kita.

b.)Sikap mental yang unik, sangat penting bagi seorang pemimpin di mana saat dia akan menghadapi kehidupan, permasalahan,bahaya, tantangan, krisis dan tekanan, ataupun pengambilan kebijakan, sangat diperlukan suatu sikap mental yang unik dan kuat, sehingga mampu menghasilkan jalan tengah dalam penyelesaian suatu hal.
c.)Roh kepemimpinan, memberikan perasaan percaya diri, iman dan keyakinan pada segala kemungkinan, yang lahir dari pewahyuan pribadi dan dimanifestasikan dalam kualitas yang spesifik. Roh memimpin adalah hakikat dari manusia roh, yang bisa memahapi identitasnya hanya dengan berhubungan pada Sumbernya, Yaitu Tuhan.
Kepemimpinan Sejati merupakan kepemimpinan Pelayanan
Kepemimpinan sejati adalah bersumber dari hati, Hati adalah ruangan yang menampung keyakinan kita dengan semua aspek kehidupan kita, juga pusat filsafat kita, wadah ide kita. Karena hati menyimpan apa yang benar-benar kita percayai sehingga lahirlah sikap dan tindakan kita berdasarkan kepercayaan kita.
Di kitab Amsal di katakan “Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang meyelidiki seluruh lubuk hatinya.”
Salah satu konsep kepemimpinan yang dapat kita ambil adalah Karakter Kepemimpinan Musa, Musa adalah seorang pemimpin Besar yang mampu memimpin kelompok dalam jumlah yang besar dan tingkat usia yang sangat variatif dan jangka waktu yang sangat panjang 40 tahun dan situasi dan lokasi yang tidak terprediksikan. Tetapi Di mampu bertahan dengan Tuntunan dan Kekuatan dari Tuhan. Dan saya percaya Musa memimpin dengan hatinya, untuk tetap menurut dan tetap setia kepada Tuhan yang menuntun mereka di padang gurun, dengan tiang awan dan tiang apiNya. Bukan suatu kepemimpinan yang mudah untuk memimpin umat Israel yang tegar tengkuk untuk keluar dari tanah mesir itu, dan pengikut yang selalu berkeluh kesah dan tidak pernah menjadi percaya, sebanyak apapun mukjizat dan penyertaan Tuhan kepada mereka.
Tuhan Yesus sendiri mengungkapkan sikap kepemimpinannya dan menjadikan dirinya sebagai contoh untuk dalam melayani untuk menjadi pemimpin, dengan mengatakan “Anak manusia datang bukan untuk di layani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan NyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Kedua pemaparan diatas merupakan kunci kepemimpinan untuk kita saat ini, yaitu kita sebagai seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan memimpin dengan potensi yang dimaksimalkan, mempunyai tujuan yang jelas, dan memimpin dengan meneladani kepemimpinan Kristus.
Kontradiksi kepemimpinan
Sering kali seorang pemimpin kehilangan arti pelayanannya, dikarenakan sering kali sorang pemimpin mengejar suatu pelayanan tanpa suatu filosofi pelayanan yang jelas. Filosofi pelayanan ialah semua gagasan ,nilai dan prinsip yang dipakai oleh seorang pemimpin sebagai pedoman untuk membuat keputusan, untuk mempergunakan pengaruh, atau untuk mengevaluasi pelayanannya. Penyebabnya di karenakan kurangnya pembelajaran dan kegagalan dalam mengintegrasikan pelajaran yang di peroleh ke dalam sebuah system. Sistem yang di butuhkan untuk menyiapkan pembuatan keputusan pelayanan di masa yang akan datang, dimana fase pendewasaan hidup dan fase pendewasaan sikap di dalam pelayanan karena akan diikuti dengan peningkatan filosofi pelayanan. Tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa ia mengasihi Allah tetapi tidak mengasisi manusia lain.
Penutup
Pada hakekatnya Manusia sejak awal penciptaan di rancang oleh Allah untuk memimpin dan berkuasa atas bumi( Kej 1:28), disitu Sang pencipta mempersiapkan manusia dengan kapasitas dan kemampuan alami untuk memimpin.
Pemimpin tertinggi kita yang Agung yaitu Yesus Kristus, mengalami perjumpaan menarik dengan sekelompok kecil manusia yang sudah IA pilih untuk di latih dan dipakai menjadi pemimpin bagiNya, untuk melaksanakan tugas-tugas yang di perintahkanNya.
Setiap manusia adalah seorang pemimpin untuk dirinya sendiri, apabila kita mampu mengatur diri kita sedemikian rupa dengan segala karunia-karunia dan potensi-potensi yang ada didalam diri kita maka kita akan menjadi orang yang berpengaruh buat orang lain.
Kuasailah segala potensi dan talenta yang ada didalam diri kita, dan pergunakanlah karunia itu sepanjang hidup kita di dalam pelayanan kita.
Jadilah pemimpin yang melayani.
___________________________
Daftar pustaka
Alkitab
Diktat pengantar ke dalam ilmu teologia, Pdt. Petrus Ambarita. Mth©
The Making of a Leader, recognizing the lessons and stages of Leadership development, Dr. J . Robert Clinton, church resource ministries(CRM), 2004
Lead like Jesus, Ken Blanchard & Phil Hodges (internet)
The spirit of Leadership, Dr. Myles Munroe, Immanuel, 2006

Tidak ada komentar: